Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diskusi Kecil Tentang Perdarahan

Medianers ~ Ketika nongkrong dengan teman sepermainan di warung kopi, kami bercerita panjang lebar, dedi panggilan sohib saya mengungkapkan, seandainya saya jadi perawat, saya tidak bisa menolong orang yang kecelakaan penuh dengan luka, melihat darah saja saya langsung pucat apalagi membantu orang tersebut.

Pernyataan dedi, disambut dengan anggukan oleh riski, jangankan melihat dan membersihkan darah, bau anyirnya saja saya sudah tidak tahan, makanya saya memilih jurusan manajemen, biar bisa bekerja di sebuah Bank. "Kamu kok mau saja jadi perawat nton," ulas dedi.

Eh..jangan salah lho!.. kata feni, si Anton puas tuh, lihat bagian sensitif wanita, meskipun kerjanya tidak menyenangkan bagi kita, tetapi dia sudah banyak melihat organ tubuh orang, baik dalam maupun luar, emang kalian bisa seperti itu?

Hoho ho hoh…celetuk si doni, kan si anton cuma melihat dan memeriksa sebatas kewenangan dan etika profesinya, lebih dari itu tidak bisa apa-apa lagi, saya dulu pernah di anjurkan mama untuk masuk AKPER (Akademi Perawat) tapi saya takut, nanti kalau jadi perawat pekerjaanya banyak yang jijik dan bau busuk, seperti membersihkan borok (gangren) pada pasien penyakit gula terus membersihkan muntah pada pasien trauma kepala, menampung buang air besar dan buang air kecil pada pasien yang tidak bisa mandiri, hiihh…membayangkanya saja merinding bulu kuduk.

Kalian ini ada-ada saja ! sambut si pramen, you dedi dan doni janganlah seperti itu, kasihan kita sama si anton, jangan di ejek terus, kalau tidak ada dia (perawat), emang kalian bisa melakukan itu semua dan lagian manusia itu unik dengan segala bentuk karakter dan peminatanya, coba kalian bayangkan pelangi yang ada di angkasa memiliki satu warna, pasti tidak akan indah di pandang, begitu juga kehidupan, kalau kita tidak beragam dan berbeda latar belakang pasti kehidupan ini akan hampa dan membosankan, kalau kalian takut keramaian bukan berarti siapa suruh datang kejakarta, kalau kalian memandang dia sebelah mata, mata kalian yang satunya lagi kemana, buka mata dan telinga bahwa dia mempunyai hak seperti kita, layaknya warga negara indonesia yang lain, butuh perlindungan hukum dan kesejahteraan .

Seketika menjadi hening, kami berenam, dedi, riski, feni, doni, pramen dan saya terdiam, ternyata teman yang satu ini sedikit temperamen dan kurang nyambung, suasana menjadi kaku, dodi dengan bijaksana minta maaf untuk mencairkan suasana, oke-oke sobat! saya minta maaf, tadi saya cuma berseloroh, sebaiknya biar kita semua tidak mengejek lagi tentang pekerjaan si anton, bagaimana kita tanya saja tentang cara mengatasi perdarahan, kawan- kawan setuju?

Good idea, saya setuju! jawab feni yang cantik, saya dulu yang bertanya.Oh ya, nton bagaimana cara menghentikan perdarahan?....

Anton : Haruskah saya jawab kawan-kawan?...

Dedi : Ya iya lah, ayo jawab!..

Anton : Oke,sebelumnya saya mohon maaf, ilmu tentang sistim haemotologi dan haemostatis luka sangat luas jadi saya tidak bisa menerangkanya secara sempurna.

Feni : Tidak apa-apa sobatku yang ganteng.

Anton : Agar lebih terarah pembahasanya, saya mau tau perdarahanya dimana ? sebab perdarahan itu banyak lokasi dan jenis, kira-kira perdarahan seperti apa yang feni maksud ?

Feni : Begini, misal orang yang di operasi dan di belah perutnya itu kan banyak mengeluarkan darah, agar darahnya tidak habis bagaimana cara mencegahnya?

Anton : Ooo…kalau operasi yang di belah perutnya itu, disebut juga dengan laparatomy.Laparatomy itu di lakukan atas indikasi adanya kanker atau kista dalam rongga perut dan laparomy juga di lakukan karena peritonitis. Peritonitis, yaitu terjadinya peradangan pada cairan peritonium yang ada di rongga perut sehingga cairan peritonium itu menjadi keruh seharusnya cairan peritonium itu berwarna bening, salah satu penyebab keruhnya karena usus buntu yang meradang kemudian usus buntu tersebut bocor dan menyebarkan infeksi sehingga cairan yang ada dalam rongga perut menjadi terinfeksi, tegang dan kembung, terasa sakit jika di tekan, jalan satu-satunya harus di operasi.

Nah, masuk ke pertanyaan feni tadi, bagaimana cara menghentikan perdarahanya saat operasi ?..Ya, bisa dengan mengikat pembuluh darah yang terputus akibat sayatan pisau, yang saya maksud mengikat disini, sewaktu pembuluh darah terpotong, pasti mengelurkan darah segar, nah di saat darah mengalir kita langsung menjepit ujung pembuluh darah yang terputus dengan klem.Klem tersebut berbentuk gunting yang ujungnya bergerigi dan tidak tajam,pembuluh darah yang telah di klem tadi, kemudian di ikat dengan menggunakan benang steril, benang yang lazim di pakai disebut dengan Plain catgut yang terbuat dari usus kucing.( doni langsung menanggapi).

Doni : Usus kucing !...nggak salah tuh, masa usus kucing di jadikan benang ?

Anton : Benar sobat, terbuat dari usus kucing, dari asal katanya saja kita bisa memastikan bahwa cat adalah kucing dan gut adalah usus. Konon katanya, sekarang benang ini sudah diganti dengan usus domba dan sapi karena mudah di serap oleh tubuh dan penyerapanya juga cepat, sekitar 7-10 hari, benang tersebut yang sudah di olah dan di kemas secara steril berwarna putih kekuningan.

Doni : Oke..oke, saya percaya, apa tidak ada cara lain menghentikan perdarahan tersebut selain di ikat dengan benang?

Anton : Ada, dengan elektrik cauter juga bisa.Elektrik kauter ini di temukan oleh Bovie dan orang pertama yang mempopulerkan adalah Cushing dalam bedah syaraf, elektrik kauter berbentuk solder yang ujungnya di aliri tenaga listrik yang dapat membakar(mengkoagulasi) ujung-ujung pembuluh darah sehingga ujung tersebut menciut dan menutup yang akhirnya bisa menghentikan darah keluar dari pembuluhnya.

Sampai disini saja dulu ya sobat, saya mohon pamit, kapan-kapan kita lanjutkan lagi ceritanya. Akhirnya, kami berlimapun pulang kerumah masing-masing.(*)